Cerpen : Kejatuhan Rezeki

01:32 0 Comments A+ a-


Tak selamanya hari mendung, matahari akan bersinar juga. Memang tak selamanya seseorang hidup dalam kemalangan. Pada suatu saat dewi keberuntungan hadir juga dalam hidupnya. Begitulah yang dialamai oleh pria latah di sebuah kota di Depok.
            Hari itu, ia berjalan menuju ke kota. Ia pergi ke kantor pengadilan. Pria itu mempunyai hutang yang harus diselesaikan melalui proses pengadilan.
            “Celaka. Sungguh celaka!” gumamnya sendiri. Sebab tak sepeser pun uang di kantungnya. Ia harus melangkahkan kakinya dengan segan. Sroook… sroook… sroook… sroook. Kakinya diseret. Pakaiannya yang dikenakkannya sangat kumal. Wajahnya murung seakan-akan ia tak punya gairah hidup.
            “Beginilah kalau sedang sial. Sudah tak punya uang, eeeh harus membayar hutang lagi.” Keluhnya kemudian.
            Tiba-tiba matanya tertuju pada sebuah benda yang tergeletak di kaki lima, Bentuknya empat persegi panjang.
            “Aih, ada amplok!” serunya pada diri sendiri. Amplop itu terlihat cukup tebal. Padat juga isinya. Dengan gemetar dipungutnya benda itu. Timbul pula keinginan untuk membukanya.
            “Apa ya isnya? Kok tebal amat,” katanya sambil meraba-raba benda berwarna putih. Pemilik amplop itu pasti seorang yang ceroboh. Amplop sebesar ini dapat terjatuh tanpa diketahui.
            Walaupun hidpunya memilukan dan masih dalam kesulitan, tetapi pria ini seorang yang jujur. Ia tak mau mengambil milik orang lain yang bukan haknya. “Aku harus mengembalikan amplop ini kepada pemiliknya.” Katanya sambil membolak-balik benda itu. Namun, tak ditemukan secoret tulisan pun di situ.
Akhirnya pria ini memutuskan untuk menyerahkan pada polisi saja. Dengan mendekap amplop itu ia berjalan menuju pos polisi yang terletak di ujung jalan dekat stasiun Depok Baru.
“Jadi saudara  yang menemukan amplop ini?!” Tanya Pak Polisi padanya.
            “Be-betul, Pak,” disaksikan penemunya, amplop itu dibuka oleh Pak POlisi.
Wiih! Isinya sepuluh lembar uang kertas. Semuanya berjumlah satu juta  rupiah.
Selain itu ditemukan pula beberapa lembar surat yang ditujukan pada seseorang. Kalau diperhatikan surat-surat itu, nampaknya pemilik amplop ini adalah seorang wanita. Akhirnya mereka menemukan secarik kertas yang berisi,
            Saya ini memang pelupa dan ceroboh sekali… Jadi barang siapa yang menemukan amplop ini, tolonglah dikembalikan pada alamat yang tertulis di dalamnya…
Sebagai imbalannya atas jasa Anda, ambilan dua ratus ribu rupiah dari uang yang ada dalam amplop tersebut.
Terima kasih.
“Yiihuiii!” seru pria itu. Ia tak dapat menahan luapan kegembiraan hatinya.
Setelah menerima uang, ia segera pergi ke kantor pengadilan untuk membayar hutangnya.