Makin Tua, Makin Sulit Turunkan Berat Badan

04:19 0 Comments A+ a-

Tahun baru sudah sewajarnya membuahkan harapan baru. Harapan ini salah satunya adalah memperoleh tubuh yang lebih sehat dengan berat yang ideal. Tahun yang baru seolah memompakan semangat tercapainya resolusi tersebut.

Namun bagi orang yang lebih dewasa, nampaknya butuh lebih dari sekedar motivasi untuk menurunkan berat badan. Hal ini berkaitan dengan fakta baru yang menyatakan, simpanan lemak yang harus dibuang untuk menurunkan berat badan berhubungan juga dengan masalah biologis yang makin rumit seiring meningkatnya usia.

Menurut hasil penelitian para ahli dari University of Shizuoka Jepang, terdapat lemak putih dan coklat dalam tubuh manusia. Lemak baik berwarna coklat akan membakar lemak buruk yang berwarna putih. Lemak baik berlokasi di bahu dan leher, sedangkan lemak buruk ada di perut dan paha.

Lemak coklat ini ternyata perlahan menghilang bersamaan dengan naiknya usia. Akibatnya, kerja lemak coklat pada orang dewasa lebih lambat dengan hasil pembakaran lemak putih yang makin sedikit. Sehingga, orang dewasa harus melakukan lebih banyak olah fisik untuk membantu pembakaran lemak putih. Metabolisme yang lebih cepat diharapkan membantu kerja lemak coklat.

Fakta ini ditemukan setelah peneliti melakukan riset terhadap 2 kelompok tikus. Satu kelompok adalah tikus normal yang berfungsi sebagai kontrol, sedangkan kelompok lain tidak memiliki platelet-activating factor receptors (PAFR). PAFR adalah reseptor yang mengkode protein pada kondisi inflamasi dan transfer lemak.

Pada riset ini, kelompok tikus yang tidak memiliki PAFR menjadi lebih gendut dibanding kontrol. Hal ini ditandai peningkatan massa tubuh sebesar 25 persen dan kandungan lemak per sel yang menjadi 55 persen. Setelah membandingkan dengan tikus kontrol peneliti menyimpulkan, obesitas diakibatkan menurunnya fungsi brown adipose tissue (BAT) atau jaringan lemak coklat.

Riset ini membuktikan, tikus kontrol ternyata mengandalkan sumber lemak coklat yang berbeda. Lemak tersebut tidak berdiri sendiri, namun bergandengan dengan lemak putih untuk menghasilkan energi.

Menurut peneliti bidang kesehatan dan biologi sel dari Dana-Farber Cancer Institute, Bruce Spiegelman, mekanisme yang sama mungkin terjadi pada manusia. Namun fungsi ini menurun sejalan bertambahnya usia. Hal ini mengakibatkan perjuangan orang dewasa menurunkan berat badan semakin berat, namun tetap harus dilakukan.

"Dengan hasil ini, orang dewasa harus dua kali lebih keras menjaga pola makannya. Mereka juga harus rutin latihan dengan hasil yang 50 persen lebih kecil, dibanding efek olahraga pada usia yang lebih dini," kata editor-in-chief The FASEB Journal, Dr. Gerald Weissmann.  Ia mengatakan, temuan dalam riset ini sekaligus peringatan untuk makan lebih banyak sayur dan olahraga seiring bertambahnya usia. Pola ini semata untuk menjaga kesehatan tubuh, sebelum fungsi lemak cokat menurun hingga berhenti sama sekali.

Hasil studi ini sekaligus membantah riset terdahulu yang menganggap lemak coklat tidak bermanfaat bagi manusia dewasa. Riset sebelumnya menyatakan, lemak coklat hanya berguna untuk bayi supaya tubuhnya tetap hangat dan tidak menggigil. Oleh karena itulah, bayi punya cadangan lemak coklat di bahu, punggung, dan sekat tulang punggung, dibanding orang dewasa.

Namun beberapa riset berikutnya menunjukkan orang dewasa pun punya lemak coklat, namun tidak selalu digunakan saat tubuh kedinginan. Ketika tubuh orang dewasa melakukan latihan fisik, lemak coklat pun akan membakar simpanan lemak biasa dan mengolahnya menjadi sumber energi.
Orang dewasa yang kedinginan juga mengalami peningkatan metabolisme hingga 80 persen. Hal ini dikarenakan lemak coklat mengolah lemak putih lebih cepat untuk menghasilkan panas yang menghangatkan tubuh.

Penelitian ini juga membuka target riset baru, yaitu mengetahui hingga tingkat molekuler bagaimana PAFR bisa tidak aktif. Selanjutnya hasil ini bisa dijadikan pendekatan untuk mengobati berbagai penyakit trend tahun ini yaitu diabetes, hipertensi, jantung, kanker, infertilitas, dan maag.

sumber : health.kompas.com/read/2014/01/05/1609517/Makin.Tua.Makin.Sulit.Turunkan.Berat.Badan