Filosofi Kampanye Putih
Kampanye Putih adalah sebuah gerakan sosial oleh profesional muda
Indonesia yang bertujuan mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap
perpolitikan nasional Indonesia.
Karena minimnya kualitas caleg-caleg ini, kampanye yang mereka lakukan pun cenderung kasar, out of tune, miskin program kerja, namun kaya modal. Caleg yang tak lulus verifikasi, caleg yang memiliki rekam jejak buruk, tetapi kuat modal. Banyak media menuliskan nilai yang fantastis sampai lebih dari satu milyar untuk biaya kampanye. Rakyat ‘terpaksa’ memilih diantara golongan elite yang menghamburkan uang untuk kampanye dibandingkan untuk memperkaya riset atau memperkuat progam kerjanya.
Maka tidak heran jika kampanye ‘bermodal’ yang dilakukan lebih menekankan pada stage performance seperti panggung hiburan, orasi satu arah, pencitraan lewat billboard, baliho dan reklame atau bahkan membeli suara. Cara-cara ini yang membuat masyarakat antipati dan apatis pada politik. Masalahnya, seburuk apapun kualitas caleg-caleg yang diajukan oleh partai tersebut, seluruh 560 kursi DPR yang diperebutkan dalam pemilu akan terisi. Sedikit apapun partisipasi masyarakat dalam pemilu, keseluruhan kursi tersebut akan dibagi habis. Akhirnya, wakil-wakil rakyat kita yang duduk di kursi DPR sana bukanlah the best of the best. Suka atau tidak suka, merekalah yang akan membuat aturan-aturan legislatif, undang-undang, menyusun anggaran negara, dan mengawasi jalannya roda pemerintahan. Inilah yang terjadi di negara kita saat ini. Lingkaran setan yang sangat sulit untuk diputus.
Apakah kita rela sebagai anak bangsa untuk membiarkan hal itu terjadi?
Kampanye Putih yang kami gagas adalah sebuah gerakan sosial dengan cara edukatif, memberikan kesadaran berpolitik kepada masyarakat, bahwa keterlibatan dan kepedulian pada politik adalah tanggung jawab setiap anggota masyarakat. Tujuannya adalah untuk mendapatkan DPR yang bersih dan mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap DPR. Memang bukan hal mudah, tetapi dengan adanya kampanye putih ini, sedikit demi sedikit, para profesional Indonesia yang bersih, kapabel dan memiliki integritas tinggi dapat tertarik duduk di Senayan dan membawa perubahan yang berarti di parlemen.
Konsep Kampanye Putih adalah konsep yang sangat sederhana: anti politik uang, dan pro program kerja. Masih banyak masyarakat Indonesia yang memiliki harapan tinggi agar wakilnya di DPR membawa aspirasi mereka. Untuk menarik hati mereka, politik uang bukanlah jawabannya. Politik uang, black campaign, dan hura-hura kampanye justru menjauhkan mereka dari persepsi politik bersih. Maka, konsep berkampanye HARUS bersih, transparan, cerdas dan menekankan pada program kerja konkret dan terukur kesuksesannya, menolak praktik politik uang dan kampanye hitam.
Semakin banyak modal yang dikeluarkan oleh calon legislator saat kampanye, semakin tinggi pula return of investment yang akan dicari saat menjadi anggota DPR. Karenanya, kampanye yang tepat sasaran dengan turun ke lapangan adalah cara kampanye yang terbaik untuk menyampaikan program kerja. Dengan berdiskusi secara langsung, tidak hanya caleg dapat menyampaikan programnya dengan lebih personal, memungkinkan proses edukasi dan berlangsung interaktif, sehingga konstituen pun dapat menyampaikan aspirasi mereka yang belum terakomodir dalam program kerja seorang caleg. Media online atau media sosial pun dapat dioptimalkan untuk menyampaikan program-program kami kepada calon konstituen. Dengan pendekatan ini, ada dua keuntungan yang didapatkan. Pertama, modal kampanye akan dapat ditekan seminimal mungkin, kedua, dengan pertemuan langsung, masyarakat dapat turut memantau kegiatan kampanye yang berlangsung edukatif dan interaktif serta mengenal calonnya secara personal.
sumber : http://www.yogadirgacahya.com/filosofi-kampanye-putih/
Karena minimnya kualitas caleg-caleg ini, kampanye yang mereka lakukan pun cenderung kasar, out of tune, miskin program kerja, namun kaya modal. Caleg yang tak lulus verifikasi, caleg yang memiliki rekam jejak buruk, tetapi kuat modal. Banyak media menuliskan nilai yang fantastis sampai lebih dari satu milyar untuk biaya kampanye. Rakyat ‘terpaksa’ memilih diantara golongan elite yang menghamburkan uang untuk kampanye dibandingkan untuk memperkaya riset atau memperkuat progam kerjanya.
Maka tidak heran jika kampanye ‘bermodal’ yang dilakukan lebih menekankan pada stage performance seperti panggung hiburan, orasi satu arah, pencitraan lewat billboard, baliho dan reklame atau bahkan membeli suara. Cara-cara ini yang membuat masyarakat antipati dan apatis pada politik. Masalahnya, seburuk apapun kualitas caleg-caleg yang diajukan oleh partai tersebut, seluruh 560 kursi DPR yang diperebutkan dalam pemilu akan terisi. Sedikit apapun partisipasi masyarakat dalam pemilu, keseluruhan kursi tersebut akan dibagi habis. Akhirnya, wakil-wakil rakyat kita yang duduk di kursi DPR sana bukanlah the best of the best. Suka atau tidak suka, merekalah yang akan membuat aturan-aturan legislatif, undang-undang, menyusun anggaran negara, dan mengawasi jalannya roda pemerintahan. Inilah yang terjadi di negara kita saat ini. Lingkaran setan yang sangat sulit untuk diputus.
Apakah kita rela sebagai anak bangsa untuk membiarkan hal itu terjadi?
Kampanye Putih yang kami gagas adalah sebuah gerakan sosial dengan cara edukatif, memberikan kesadaran berpolitik kepada masyarakat, bahwa keterlibatan dan kepedulian pada politik adalah tanggung jawab setiap anggota masyarakat. Tujuannya adalah untuk mendapatkan DPR yang bersih dan mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap DPR. Memang bukan hal mudah, tetapi dengan adanya kampanye putih ini, sedikit demi sedikit, para profesional Indonesia yang bersih, kapabel dan memiliki integritas tinggi dapat tertarik duduk di Senayan dan membawa perubahan yang berarti di parlemen.
Konsep Kampanye Putih adalah konsep yang sangat sederhana: anti politik uang, dan pro program kerja. Masih banyak masyarakat Indonesia yang memiliki harapan tinggi agar wakilnya di DPR membawa aspirasi mereka. Untuk menarik hati mereka, politik uang bukanlah jawabannya. Politik uang, black campaign, dan hura-hura kampanye justru menjauhkan mereka dari persepsi politik bersih. Maka, konsep berkampanye HARUS bersih, transparan, cerdas dan menekankan pada program kerja konkret dan terukur kesuksesannya, menolak praktik politik uang dan kampanye hitam.
Semakin banyak modal yang dikeluarkan oleh calon legislator saat kampanye, semakin tinggi pula return of investment yang akan dicari saat menjadi anggota DPR. Karenanya, kampanye yang tepat sasaran dengan turun ke lapangan adalah cara kampanye yang terbaik untuk menyampaikan program kerja. Dengan berdiskusi secara langsung, tidak hanya caleg dapat menyampaikan programnya dengan lebih personal, memungkinkan proses edukasi dan berlangsung interaktif, sehingga konstituen pun dapat menyampaikan aspirasi mereka yang belum terakomodir dalam program kerja seorang caleg. Media online atau media sosial pun dapat dioptimalkan untuk menyampaikan program-program kami kepada calon konstituen. Dengan pendekatan ini, ada dua keuntungan yang didapatkan. Pertama, modal kampanye akan dapat ditekan seminimal mungkin, kedua, dengan pertemuan langsung, masyarakat dapat turut memantau kegiatan kampanye yang berlangsung edukatif dan interaktif serta mengenal calonnya secara personal.
sumber : http://www.yogadirgacahya.com/filosofi-kampanye-putih/