Banjir yang Tak Kunjung selesai di ibu kota JAKARTA
Curah hujan saat terjadinya banjir merata di semua tempat dan dengan intensitas yang tinggi. Curah hujan harian berkisar 100 sampai 200mm. Dengan curah hujan begitu tinggi, vegetasi penutup tidak lagi bisa mengendalikan aliran permukaan.Solusi yang harus kita buat dalam Jangka Pendek :
a.Peningkatan kapasitas saluran drainase
Kapasitas saluran drainase yang tidak memadai menyebabkan aliran sungai meluap dan mengenangi daerah-daerah di sekitarnya. Salah satu cara untuk mengurangi terjadinya luapan banjir adalah dengan meningkatkan kapasitas saluran yang ada. Khusus untuk daerah Jakarta, misalnya, ukuran atau kapasitas saluran drainase direncanakan sesuai dengan perkembangan perubahan penggunaan lahan khususnya perkembangan pemukiman. Meninggikan tanggul sungai di daerah hilir sehingga kapasitas saluran menjadi bertambah dan aliran air tidak meluap merupakan contoh upaya penyempurnaan drainase untuk kasus Situbondo. Sedangkan kasus Batang memerlukan upaya pelurusan dan pelebaran.
b.Pembuatan dam penahan air dan mempertahankan situ-situ yang masih ada
Salah satu cara untuk menghambat larinya air permukaan adalah dengan membuat dam penahan air terutama di daerah hulu. Khusus untuk Jakarta ditambah dengan mempertahakan situ-situ yang masih ada. Karena dengan memfungsikan situ-situ yang ada berarti kita mengembalikan keseimbangan air seperti sebelumnya.
c.Pembuatan sumur resapan
Khusus untuk daerah dengan pemukiman di daerah hulu dan tengah perlu diterapkan peraturan yang ketat tentang kewajiban pembuatan sumur resapan. Pembuatan sumur resapan pada prinsipnya adalah mempercepat aliran permukaan menjadi aliran bawah permukaan (sub surface flow). Tindakan ini walaupun yang diresapkan hanya sedikit tetapi kalau dilaksanakan oleh seluruh pemilik rumah maka hasil air yang bisa di dirubah menjadi aliran bawah permukaan akan sangat besar. Akibatnya banjir akan jauh berkurang dan persediaan air tanah akan meningkat.