Anak dan Permainan Tradisional

06:05 0 Comments A+ a-

Setiap manusia selalu melewati masa kecil atau anak-anak. Anak (jamak: anak-anak) adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas. Anak juga merupakan keturunan kedua, dimana kata “anak” merujuk pada lawan dari orangtua, orang dewasa adalah anak dari orangtua mereka, meskipun mereka telah dewasa. Walaupun begitu istilah ini juga sering merujuk pada perkembangan mental seseorang, walaupun usianya secara biologis dan kronologis seseorang sudah termasuk dewasa namun apabila perkembangan mentalnya ataukah urutan umurnya maka seseorang dapat saja diasosiasikan dengan istilah “anak”.
Pada saat sekarang ini kehidupan masa kecil anak-anak masyarakat Indonesia, banyak terenggut oleh kehidupan yang menuntut mereka untuk bekerja dan pendidikan yang mengarah kepada pendidikan formal dibanding kepada pendidikan yang mengarah kepada dalam lingkungan keluarga. Kondisi anak sekarang Cenderung di tuntut untuk menyelesaikan pendidikan formal, tanpa memperhatikan kondisi psikologis perkembangan anak. Sebagai Contoh; pada pendidikan usia dini atau lebih dikenal dengan istilah Taman Kanak Kanak (TK), seorang anak sudah di tuntut untuk bisa membaca dan berhitung dari pada bermain. Pola pendidikan seperti ini muncul dari dunia Barat, bahwa pendidikan formal harus dilakukan sejak usia dini. Sehingga akhirnya masyarakat kita sangat ketergantungan kepada yang namanya pola pendidikan Barat, sampai dengan pendidikan atau perguruan tinggi.
Kita harus menyadari bahwa semua tindakan manusia akan mengalami dampak terhadap kebutuhan untuk menunjang kelengkapan demi menunjang pola pendidikan seperti itu, Seperti membeli mainan modern, buku yang mahal dan alat peraga pendidikan yang di hasilkan dari pabrik-pabrik yang berasal dari barat. Keadaan pola hidup seperti ini akhirnya mengakibatkan kesenjangan sosial dalam masyarakat, hingga akhirnya ada pengelompokan orang miskin dan orang kaya. Pengelompokan ini juga akhirnya berpengaruh kepada pola pendidikan anak-anak, bagi mereka yang termasuk orang miskin tidak bisa memasukan anaknya kepada pendidikan orang kaya karena biaya pendidikan yang mahal. Mainan untuk orang-orang kaya sendiri akhinya mengalami perubahan, mereka tergantung kepada hasil perbuatan pabrik-pabrik. Sedangkan permainan untuk orang-orang miskin bersifat murahan dan kotor.
Pada zaman sekarang kita harus menggarisbawahi kalau ternyata tempat bermain anak-anak sendiri sudah di sekat-sekat atau digolongkan. Bagi anak-anak dari orang kaya mereka tidak diperbolehkan untuk bermain di tempat anak-anak orang miskin karena di indentikan dengan kotor. Anak orang kaya kecenderungan bermain di tempat permainan yang sudah dikelola secara profesional, rapih dan bersih. Bagi anak-anak dari golongan kurang mampu biasanya mereka bermain di tempat-tempat kotor seperti lapangan tanah, hutan, pinggir kali, dll.
Keadaan yang dikondisikan oleh lingkungan pendidikan barat dan tuntutan yang lebih ini akhirnya membawa anak-anak kepada pola permainan yang jauh dari permainan rakyat atau tradisional. Mainan tradisional dinggap sebagai mainan kelas bawah, kotor, berbahaya, dan tidak berkualitas. Kondisi seperti ini akhirnya menghantarkan anak-anak kita kepada ketidaktahuan akan ‘permainan tradisional’ yang sudah jauh berkembang sebelum mereka lahir.
Permainan tradisional sebenarnya sebenarnya selalu berkaitan dengan alam sekitar. Ini disebabkan keakraban manusia hidup bersama alam dalam kesehariannya. Hukum alam dipahami sebagai ‘hukum Tuhan’ yang sangat dipatuhi, sehingga ketika manusia akan bersentuhan dengan alam, mereka akan sadar diri akan Tuhannya. Hubungan harmonis ini selalu dilestarikan melalui sikap hidup sehari-hari, termasuk dalam menyiapkan generasi penerus. Kesadaran itu diterapkan dalam tata asuh anak yang mampu menjaga dan menghormati alamnya.
Permainan dan mainan sangat dekat sekali dengan pola perkembangan hidup seorang anak bahkan permainan ini akan mampu mengembangkan daya pikir anak anak secara tidak langsung. Permainan tradisional pada masyarakat Indonesia selain memperlihatkan dengan alam juga memperhatikan kebutuhan anak dalam mencapai perkembangan usianya, bahkan material yang digunakan untuk membuat permainan juga tergantung kepada material yang di sediakan oleh alam. Ini membuktikan bahwa pola hidup masyarakat di pengaruhi oleh lingkungan alam dan berpengaruh terhadap perkembangan anak serta mainan dan permainannya.
Kondisi lingkungan bermain bagi anak yang sudah berbeda, menjadikan permainan tradisional jarang di mainkan oleh anak-anak sekarang, mereka lebih mengenal jenis permainan yang bersifat elektronik dan digital. Jenis permainan tradisional seolah-olah tersingkirkan dari lingkungan anak-anak tergerus oleh permainan modern.
Kalau melihat jenis dan bentuk permainan tradisional di Indonesia berjumlah sangat banyak, di setiap daerah banyak yang memiliki kesamaan dalam bentuk tapi penamaan yang berbeda. Keragaman ini dipengaruhi oleh lingkungan alam yang menyediakan material untuk di jadikan alat permainan. Kekhasan alam dan lingkungan wilayah Sunda atau Tatar Sunda, Parahyangan berpeluang terciptanya keragaman jenis mainan dan permainan yang ada. Latar belakang dan sejarah masyarakat Sunda termasuk kehidupan ladangnya, berbeda dengan daerah lain di pulau Jawa, yang kemudian secara bertahap menciptakan pola asuh anak yang berbeda pula di setiap tempat. Demikian pula jenis dan kerakter lahirnya bentuk desain mainan dan permainan amat dipengaruhi oleh pola asuh.
Untuk beberapa wilayah pedalaman atau desa-desa adat Sunda, terutama pada saat upacara adat, permainan tradisional rakyat ini sering kali di tampilkan sebagai pelengkap dari kegiatan upacara. Seperti yang terjadi padaupacara seren taun di desa Cigugur Kuningan, mereka menggunakan media gogolekan untuk persembahan kepadaHyang Pohaci. Pada masa anak-anak gogolekan tersebut merupakan permainan anak yang dimainkan ketika ikut bersama orang tuanya ke kebun atau ke sawah meskipun dengan menggunakan material yang berlainan. Hal ini pun sama terjadi pada alat-alat kesenian di Jawa Barat yang dimainkan oleh orang dewasa pada saat upacara, selamatan, perayaan, banyak yang menggunakan alat musik yang pada masa kecil digunakan dan di mainkan seorang anak.
Kekayaan alam, kekayaan lingkungan, kedamaian dan kekayaan rasa yang membentuk sebuah masyarakat yang sadar akan kepentingan generasinya melalui tahapan bermain. Kekayaan budaya yang ada dan melimpah ini adalah sebuah kekayaan yang perlu di pertahankan keberadaannya karena merupakan hasil karya dan cipta masyarakat Sunda. Keberadaan mainan dan permainan tersebut tersebar ke berbagai wilayah Sunda yang berada dalam tempat yang merupakan wilayah kasepuhan yang dianggap masih mempertahankan budaya Sunda Lama, baik itu yang terbentuk dari wilayah Kabuyutan, peninggalan kerajaan Sunda, Keratuan, dan kesatuan-kesatuan yang masih patuh pada aturan-aturan yang ditetapkan oleh leluhur mereka untuk di taati dan di laksanakan. Di wilayah Kasepuhan dan Kampung Adat diharapkan mainan anak khas yang lahir di daerah itu dapat membantu mempertahankan adat dan tradisi leluhur.
Alat mainan tradisional langka dimainkan oleh anak-anak masa kini, bahkan di pedesaan pun jarang terlihat anak membuat mainan dari material alam disekitarnya. Mainan modern yang terbuat dari bahan-bahan plastik, kertas dan logam lebih banyak didapat oleh anak. Di tahapan pendidikan usia dini secara formal maupun informal, mainan tradisional hampir tidak diperkenalkan lagi sebagai media bermain anak, hal ini karena terbatasnya sumber dan data tentang mainan yang ada. Padahal mainan, hakikatnya dapat dijadikan media belajar bagi anak, seperti melatih melatih gerak motorik dan kreativitas. Mainan merupakan sebuah media yang dapat melatih kecerdasan dan keterampilan, namun sayang mainan tersebut bukan berasal dari budaya masyarakat setempat. Pelbagai bentuk permainan dan mainan tradisional masyarakat sangat dekat dengan alam sekitar. Alam hakikatnya menyediakan media mainan yang tak terbatas bagi anak.
Namun kemajuan teknologi ternyata amat mempengaruhi perkembangan mainan dan permainan anak tradisional, baik fungsi maupun pilihan materialnya. Perubahan dan pengembangan mainan yang terjadi di masyarakat masa kini umumnya dikarenakan keberadaan material alam yang sulit diperoleh, atau fungsi mainan yang sudah bergeser. Bahkan beberapa mainan sudah punah dan ada pula yang berubah penggunaan material dasarnya meskipun fungsinya sama, terutama hal itu terjadi di perkotaan.

referensi http://wacananusantara.org/anak-dan-permainan-tradisional/

CURHATAN SEORANG TEMAN

03:49 0 Comments A+ a-



Pada waktu SMK ada seorang temanku di kelas yang wajahnya pas - pas san(bukansayamenghina)
Dia ingin sekali punya pacar tapi dia tak kunjung mendapatkannya
Akhirnya dia jadi orang yang tidak percaya diri , malu - malu , dan cepet putus asa entah karena wajahnya yang pas-pas an
Tiba - tiba ada murid baru , Perempuan di sekolahku dan akhirnya masuk ke kelasku, temanku ini naksir sama perempuan baru itu, selama pendekatan dengan cara sms, facebook, dan dikelas. Tidak lama perempuan itu dikelas mendapatkan telepon setelah di tanya sama temanku perempuan itu sudah mempunyai pacar
2 bulan sudah berlalu akhirnya perempuan itu putus sama pacarnya, ketika teman saya mengetahuinya dia pun senang dan Akhirnya Laki - laki itu meminta perempuan itu jadi pacarnya tapi perempuan itu menolaknya dan yang aneh nya perempuan itu marah sama laki - laki itu
Padahal yang namanya CINTA itu dari hati ke hati
akhirnya temanku itu meminta maaf kepada perempuan itu sampai-sampai temanku pasrah dan
akhirnya temanku itu di maafkan tapi aku masih kasian kepada temanku itu.


Untuk perempuan dan laki - laki :
- Kalau udah di tembak jangan marah sama orang yang nembak kamu
- Terus kalau misalnya kamu gak nerima orang yang nembak kamu , jangan pernah nolak mentah –         mentah manusia itu mempunyai perasaan
- Dan terus kalau misalnya gak di terima jangan putus asa

kan masih ada banyak laki -laki dan perempuan di BUMI ini

Masa-masa SMK yang mengesankan

22:52 0 Comments A+ a-




            Ketika  masih duduk di bangku SMK. Tepatnya hari Senin tapi saya lupa tanggal berapa karena sudah lama sekali tapi ini pengalaman saya yang mengesankan. Saya langsung  bangun  dan  menuju  ke kamar  mandi. Sampai  di  kamar  mandi  tiba-tiba saya terpeleset dan hampir saja mencederaiku, karena bangun kesiangan.hehe
Setelah mandi, saya berpakaian sekolah, sarapan pagi lalu berangkat sekolah dengan menggunakan sepeda motor. Sesampainya di sekolah kulihat isi tasku untuk mengambil topi,polet,dasi. Betapa terkejutnya saya, ternyata poletku tidak ada di dalam tas. Karena hari itu hari senin (ada upacara bendera) saya pulang ke rumah untuk mengambil polet. Selesai mengambil polet saya kembali lagi ke sekolah dengan menaiki sepeda motor. Tiba-tiba di jalan motorku mogok, setelah diperiksa ternyata bensinnya habis. Terpaksa kudorong motor untuk mencari tempat penjualan bensin eceran. Untunglah tempat penjualan bensin itu tidak jauh. Aku membeli satu liter bensin dan langsung tancap gas menuju ke sekolah.
Setibanya di sekolah ternyata murid-murid sudah berkumpul di lapangan. Upacara hampir saja dimulai. Saya pun tergesa-gesa berlari menuju ke lapangan upacara. Ketika upacara dimulai kepala sekolah langsung memberi pengarahan tentang tata tertib sekolah. Tiba-tiba datanglah seorang guru untuk memeriksa kerapian murid-muridnya, dan sialnya rambutku dinilai panjang oleh guru. Dengan leluasa serta tak kuasa kumenolak gunting yang ada digengaman guru mencabik-cabik rambutku.
Sayapun mengikuti upacara dengan barisan berbeda dari teman-temanku karena saya terlambat. Selesai upacara barisan yang melanggarpun tidak boleh untuk masuk kelas dan harus dihukum. Hukumannya pun sangatlah berat saya dan teman-teman yang telat dijemur sampai 1 jam, tak terasa gimana panasnya matahari.
Setelah selesai dihukum saya langsung masuk ke kelas untuk mengikuti pelajaran. Rupaya pelajaran tersebut mempunyai pekerjaan rumah (PR) dan saya lupa mengerjakan tugas tersebut lalu dihukum oleh guru untuk membuat tugas itu sebanyak tiga kali.
Saya langsung mengerjakan tugas itu. Sebelum saya mengerjakannya jam pelajaran pun habis lalu saya disuruh menulis beberapa kali lipat lagi oleh guru. Ketika sedang mengerjakan tugas itu, teman-teman ribut di kelas karena jam pelajarannya kosong. Dengan senangnya teman-teman pun bermain di kelas sehingga saya pun merasa terganggu. Saya menegurnya supaya tidak ribut lagi, ternyata mereka tidak senang dan tidak terima atas teguranku. Temanku tadi langsung merobek tugas yang sedang kubuat. saya merasa kesal dan tanpa basa-basi lagi saya langsung menghajarnya sehingga terjadilah perkelahian. Kemudian kami dipanggil wali kelas ke kantor untuk menyelesaikan masalah tersebut. Saya ceritakan masalah tersebut dan kami pun disuruh untuk bermaaf-maafan. Setelah itu kami disuruh untuk melupakan masalah tersebut, akhirnya lonceng pun berbunyi menandakan pulang sekolah. Kami pun langsung pulang ke rumah. Setibanya di rumah saya merasa senang karena permasalahan tersebut telah selesai. Saya bercerita tentang kejadian-kejadian yang saya alami di sekolah tadi dengan orang tuaku. Orang tuaku pun menasehati agar selalu mengerjakan tugas tersebut dan mentaati peraturan tata tertib yang ada di sekolah.

KAWASAN WISATA AIR TERJUN CIBEUREUM CIBODAS

22:09 0 Comments A+ a-



Lama tinggal di Depok, saya kangen juga dengan suasana alam. Maka hari rabu 22 Agustus 2012 sesudah lebaran 3 hari saya dan 6 orang teman lainnya sepakat berangkat ke Cibodas untuk hiking ke Air Terjun Cibeureum, Cibodas.
Cibodas sendiri sebenarnya adalah jalur awal pendakian menuju Gunung Pangrango dan Gunung Gede. Kali ini kami hanya berniat ke air terjunnya. Mungkin suatu saat kami memutuskan untuk benar-benar hiking hingga ke puncak.amin

Menuju Cibodas
Dengan mengendarai motor, kami bertujuh berangkat pagi hari dari Depok. Walaupun diterpa hawa dingin dan beberapa kali sempat berhenti di kawasan puncak karena Macet, dan polisi pun membuka sistem arus 1 jalur. Begitu sudah sampai setengah jalan kami pun beristirahat karena cuaca yang terik panas.



ketika siang hari sampai juga kami di Kawasan Wisata Cibodas.
Di gerbang masuk kawasan tersebut kami membayar biaya retribusi dan saya lupa berapa harus membayarnya.hehe

Pendakian
Sesudah membeli karcis masuk Cibodas sekitar pukul 13.00, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke lokasi Air Terjun Cibeureum. Sepeda motor kami titipkan di parkiran yang sudah tersedia. Hanya tas dengan isi barang2 penting yang kami bawa ke atas, seperti bekal makanan dan minuman,  jaket dan telepon genggam.



Di pos setelah pintu masuk, kami membayar lagi biaya retribusi pengunjung sebesar Rp 5000 per orang kalau tidak salah termasuk donasi Rp 500. Banyak bener tarikannya ya,tidak apa-apa karena dengan harga segitu kita mendapatkan asuransi.
Perjalanan ke lokasi air terjun sejauh hampir 3 km dengan medan yang mayoritas menanjak kami tempuh dengan berjalan kaki melalui undakan bebatuan yang besar dan tajam.



Sepanjang perjalanan kami menikmati hutan hujan di kanan-kiri serta kicauan berbagai macam burung. Sesekali kami juga mendengar dan melihat kera-kera yang bergelantungan dari satu pohon ke pohon lainnya.
Telaga Biru
Dalam perjalanan, kami berhenti di sebuah telaga untuk beristirahat. Telaga biru namanya. Diberi nama seperti ini karena telaga yang dikeliling hutan itu memang airnya berwarna biru. Entah apa yang membuatnya seperti itu.



Di sekitar tempat kami berhenti, pohon-pohon tua menjulang ke atas dengan sulur-sulur panjang dan lumut yang membungkusnya. Saya kembali merasakan kedekatan dengan alam.

Rawa Panyangcangan
Beberapa ratus meter dari telaga, kami melintasi rawa di atas jembatan yang tersusun dari balok-balok batu buatan. Berbeda dengan jalur sebelumnya, di sini kami dengan bebas melihat ke kejauhan karena tidak banyak pohon-pohon besar di sekitar jembatan. Hanya beberapa tanaman rawa dan pepohonan pisang setinggi orang dewasa. Teman saya terlihat lelah tapi dia masih semangat berjalan untuk melihat keindahan air terjun.



Jembatan yang membelah rawa itu.

Air Terjun Cibeureum
Setelah kembali melanjutkan perjalanan melewati undakan bebatuan, air terjun mulai tampak dari kejauhan. Gemuruhnya juga makin terdengar. Semangat kami yang dari awal sudah terkikis akibat jalan yang terus menanjak akhirnya pulih lagi.


Tiba di lokasi air terjun, saya bersyukur bisa melihat keindahan alam yang begitu indah yang berbeda jauh dengan perkotaan yang banyak sekali asap kendaraan.
Air terjun di lokasi ini ada tiga buah. Air terjun utama ada di paling kiri, sementara makin ke kanan melewati rerimbunan, air terjunnya makin kecil.

Untuk bisa berfoto dengan pemandangan air terjun sebagai latar belakang kami harus menunggu hingga agak sepi karena banyak pengunjung yang mandi di kolam air terjun. Nggak asik kan kalau di background foto keren kami ada pria-pria tak layak pandang sedang mandi bertelanjang dada hehe. :P

Perjalanan Turun
Puas bersenang-senang di air terjun, kami memutuskan untuk turun. Perjalanan turun nggak kalah sengsaranya dengan naik, karena kami harus menyangga berat badan tiap kali menuruni anak tangga. Lumayan membuat kaki pegal-pegal.
Tiba kembali di pos awal, kami memutuskan untuk beristirahat sejenak di dalam pondok sambil melihat foto-foto dan informasi mengenai Air Terjun Cibeureum dan jalur pendakian hingga ke Gunung Gede.
Sesampai di bawah kami memutuskan untuk shalat magrib dan meneruskan dengan membeli oleh-oleh untuk pacar,keluarga,dan kerabat,soal harga lumayanlah tidak terlalu mahal pas dikantong.hehe
Sesudah membeli buah tangan kami melanjutkan keparkiran dan kembali pulang kerumah dengan tubuh yang sangat lelah.
Beberapa Tips
Bagi Anda yang berencana ke sini, beberapa tips ini semoga berguna.
Masih soal makanan, sebaiknya Anda bawa bekal makanan ringan dari rumah. Terutama untuk Anda makan dalam perjalanan menuju air terjun. Saya menyarankan makanan yang bisa menambah energi Anda. Tempo hari saya bawa beberapa batang Snickers, cukup mengganjal perut dan mengembalikan tenaga.
Air minum bawa saja secukupnya. Minum sedikit-sedikit selama perjalanan. Jangan menenggaknya sekaligus. Karena selain akan cepat habis, membuat Anda jadi kebelet pipis, biasanya juga akan membuat Anda makin malas melanjutkan perjalanan.
Cukup tentang makanan dan minuman, sekarang mari kita bicara pakaian. Kaos oblong sudah lebih dari cukup digunakan selama perjalanan ke lokasi air terjun. Tapi jangan lupakan juga jaket dan kaos kaki untuk menghangatkan diri Anda pada malam/pagi hari sebelum naik ke atas. Jika punya kupluk, sebaiknya bawa juga. Lumayan menghangatkan kepala dan telinga Anda.
Selama perjalanan ke atas, usahakan berpakaian simple yang membuat anda bebas bergerak. Beberapa kali saya menemukan rombongan yang berpakaian dan berdandan layaknya akan pergi ke mall. Fail. Selain akan merepotkan Anda sendiri, kasihan juga yang ngeliat. Got it?
Alas kaki pun demikian. Sandal jepit sebenarnya cukup. Tapi tentunya akan lebih nyaman menggunakan sandal/sepatu hiking. Lepas alas kakipun tak masalah. Wedges, high heels, pantofel sangat nggak disarankan.
Selanjutnya, nikmati perjalanan Anda. Jangan terlalu memikirkan jarak yang makin lama makin terasa jauh. Nikmati pemandangan di kiri dan kanan. Hirup udara segara yang berlimpah, mumpung sedang di sini. Foto-foto Nikmati saja. Nggak usah melangkah terlalu terburu-buru. Karena selain melelahkan dan menghabiskan nafas, Anda bakal melewatkan keindahan alam yang belum tentu tiap hari bisa Anda temui ini.
Yang terakhir dan nggak kalah penting, jagalah kebersihan. Jangan membuang sampah sembarangan. Sediakan plastik untuk menampung sampah2 Anda. Ingat, kalau tiap2 kita ikut menjaga kebersihan dan kelestariannya, maka satu saat datang lagi, kita masih mendapati Cibodas yang bersih dan asri :)