Dampak freesex
Seks bebas adalah salah satu kebudayaan hasil adopsi dari budaya barat yang pada saat sekarang ini sudahm en ja mu r pada masyarakat indonesia, sasaran pelaku dari seks bebas tersebut tidak hanya pada kalangan remaja, akan tetapi justru banyak juga dari kalangan para orang dewasa yang menjadi pelaku dari perilaku seks bebas tersebut. Perilaku seks bebas apabila dipandang dari segi hukum dan juga agama yang berlaku di Indonesia merupakan perbuatan yang dilarang dan diharamkan.Akibat dari perilaku seks bebas, banyak remaja putri yang hamil di luar nikah. Dan jalan keluar yang banyak dilakukan adalah aborsi. Menurut penelitian LSM Sahabat Anak dan Remaja Indonesia (Sahara) Bandung antara tahun 2000-2002, remaja yang melakukan seks pra nikah, 72,9% hamil, dan 91,5% di antaranya mengaku telah melakukan aborsi lebih dari satu kali (Jawa Pos, 11-3-2006). Data ini didukung hasil penelitian Iip, bahwa terdapat 98% mahasiswi Yogyakarta yang melakukan seks pra nikah mengaku pernah melakukan aborsi. Secara kumulatif, aborsi di Indonesia diperkirakan mencapai 2,3 juta kasus per tahun. Setengah dari jumlah itu dilakukan oleh wanita yang belum menikah, sekitar 10-25% adalah para remaja (Rahma, 2001). Artinya, ada 230 ribu sampai 575 ribu remaja putri yang diperkirakan melakukan aborsi setiap tahunnya. Padahal, Khofifah sendiri menyebutkan tidak kurang dari 900 ribu remaja yang pernah aborsi akibat seks bebas (Jawa Pos, 28-5-2001).Berarti sekitar 39% dari angka nasional. Padahal di Jawa Timur, remaja yang melakukan aborsi tercatat 60% dari total kasus (Jawa Pos, 9-4-2005).
Resiko lain dari perilaku seks bebas adalah HIV/AIDS.Data dari UNAIDS, organisasi AIDS sedunia (1998), diperkirakan 7000 remaja terinfeksi virus HIV setiap harinya. Di Indonesia, sebagaimana dilaporkan majalah Time (September 2002), sampai tahun 2001, jumlah penderita HIV mencapai 120 ribu orang, atau menempati peringkat teratas di Asia Tenggara. Angka resmi yang dirilis pemerintah jauh di bawah jumlah tersebut.