Cerpen : Kejatuhan Rezeki
Tak selamanya hari mendung, matahari
akan bersinar juga. Memang tak selamanya seseorang hidup dalam kemalangan. Pada
suatu saat dewi keberuntungan hadir juga dalam hidupnya. Begitulah yang
dialamai oleh pria latah di sebuah kota di Depok.
Hari itu, ia
berjalan menuju ke kota. Ia pergi ke kantor pengadilan. Pria itu mempunyai
hutang yang harus diselesaikan melalui proses pengadilan.
“Celaka. Sungguh
celaka!” gumamnya sendiri. Sebab tak sepeser pun uang di kantungnya. Ia harus
melangkahkan kakinya dengan segan. Sroook… sroook… sroook… sroook. Kakinya
diseret. Pakaiannya yang dikenakkannya sangat kumal. Wajahnya murung
seakan-akan ia tak punya gairah hidup.
“Beginilah
kalau sedang sial. Sudah tak punya uang, eeeh harus membayar hutang lagi.”
Keluhnya kemudian.
Tiba-tiba
matanya tertuju pada sebuah benda yang tergeletak di kaki lima, Bentuknya empat
persegi panjang.
“Aih, ada
amplok!” serunya pada diri sendiri. Amplop itu terlihat cukup tebal. Padat juga
isinya. Dengan gemetar dipungutnya benda itu. Timbul pula keinginan untuk
membukanya.
“Apa ya
isnya? Kok tebal amat,” katanya sambil meraba-raba benda berwarna putih.
Pemilik amplop itu pasti seorang yang ceroboh. Amplop sebesar ini dapat
terjatuh tanpa diketahui.
Walaupun
hidpunya memilukan dan masih dalam kesulitan, tetapi pria ini seorang yang
jujur. Ia tak mau mengambil milik orang lain yang bukan haknya. “Aku harus
mengembalikan amplop ini kepada pemiliknya.” Katanya sambil membolak-balik
benda itu. Namun, tak ditemukan secoret tulisan pun di situ.
Akhirnya pria ini memutuskan untuk
menyerahkan pada polisi saja. Dengan mendekap amplop itu ia berjalan menuju pos
polisi yang terletak di ujung jalan dekat stasiun Depok Baru.
“Jadi saudara yang menemukan amplop ini?!” Tanya Pak Polisi
padanya.
“Be-betul,
Pak,” disaksikan penemunya, amplop itu dibuka oleh Pak POlisi.
Wiih! Isinya sepuluh lembar uang
kertas. Semuanya berjumlah satu juta rupiah.
Selain itu ditemukan pula beberapa
lembar surat yang ditujukan pada seseorang. Kalau diperhatikan surat-surat itu,
nampaknya pemilik amplop ini adalah seorang wanita. Akhirnya mereka menemukan
secarik kertas yang berisi,
Saya ini
memang pelupa dan ceroboh sekali… Jadi barang siapa yang menemukan amplop ini,
tolonglah dikembalikan pada alamat yang tertulis di dalamnya…
Sebagai imbalannya atas jasa Anda,
ambilan dua ratus ribu rupiah dari uang yang ada dalam amplop tersebut.
Terima kasih.
“Yiihuiii!” seru pria itu. Ia tak
dapat menahan luapan kegembiraan hatinya.
Setelah menerima uang, ia segera
pergi ke kantor pengadilan untuk membayar hutangnya.