11. MANUSIA DAN HARAPAN

07:52 0 Comments A+ a-

 

PENGERTIAN HARAPAN

Harapan tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung dari usaha orang yang mempunyai harapan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan dapat terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan do’a merupakan sarana terkabulnya harapan.

Harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk. Sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang.

Apa sebab manusia mempunyai harapan?

Ada dua hal yang mendorong orang hidup bergaul dengan manusia lain, yaitu:

1. Dorongan kodrat

Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan.

2. Dorongan kebutuhan hidup

Manusia mempunyia macam-macam kebutuhan hidup. Untuk memenuhi kebutuhan hidup itu manusia bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini karena kemampuan manusia sangat terbatas, bsik kmampuan fisik/jasmaniah maupun kemampuan berpikirnya.

KEPERCAYAAN

Kepercayaan adalah mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang behubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Ada jenis pengetahuan yang dimiliki seseorang, bukan karena merupakan hasil penyelidikan sendiri, melainkan diterima orang lain. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu disebabkan karena orang lain itu dapat dipercaya.

Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan meghormati kepercayaan orang yang beragama itu. Dasarnya ialah keyakinan masing-masing. Kebenaran merupakan kunci kebahagiaan manusia. Itulah sebabnya manusia selalu berusaha mencari mempertahankan, memperjuangkan kebenaran.

Dalam berbagai jenis kebenaran tersebut yang selalu diusahakan dan dijaga adalah kebenaran dalm berttindak, berbuat, berupaya, dan berpendapat. Sebab ketidakbenaran dalam hal-hal itu akan langsung mencemarkan atau menjatuhkan nama baiknya, sehingga orang tidak mempercayainya lagi.

Berbagai kepercayaan dan usaha meningkatnya

Kepercayaan dapat dibedakan atas:

1. Kepercayaan pada diri sendiri

Percaya pada diri sendiri menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.

2. Kepercayaan pada orang lain

Kepercayaan pada orang lain sudah tentu percaya terhadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenaran. Ada ucapan yang berbunyi orang itu dipercaya karena ucapannya.

3. Kepercayaan pada pemerintah

Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, (kewibawaan pun milik rakyat. Rakyat adalah negara, rakyat itu menjelma pada negara. Satu-satunya realitas adalah negara). Manusia sebagai seorang (individu) tak berarti. Orang. mempunyai arii hanya dalam masyarakat, negara. Hanya negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, kedaulatan mutlak pada negara, negara demikian itu disebut negara totaliter. satu-satunya yang mempunyai hak ialah negara; manusia perorangan tidak mempunyai hak, ia hanya mempunyai kewajiban (negara diktator)

Jelaslah bagi kita, baik teori atau pandangan teokratis ataupun demokratis negara atau pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran. Karen itu wajarlah kalau manusia sebagai warga negara percaya kepada negara/pemerintah.

4. Kepercayaan pada Tuhan

Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya. Usaha itu bergantung kepada pribadi kondisi, situasi, dan lingkungan. Usaha itu antara lain .

a) meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah

b) meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat

c) meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong, dermawan, dan sebagainya

d) mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan

e) menekan perasaan negatif seperti, dengki, fitnah, dan sebagainya

HARAPAN TERAKHIR

Aristoteles sudah sampai pada pemikiran,bahwa hidup atau kehidupan ini berasal dari generatio spontanae, artinya kehidupan itu terjadi denga sendirinya, ia belum sampai pada pemikiran bahwa segala sesuatu yang ada dibumi dan jagad raya berasal dari Tuhan.